kepemimpinan Kependidikan
Oleh : Hadi Suryanto
- Leader: diangkat karena sepakat; Manager: diangkat pakai surat
- Leader: melakukan hal-hal benar; Manager: melakukan dengan benar
- Leader: didukung dari bawah; Manager: Diangkat dari atas
- Leader: Menjadi secara sukarela; Manager: Menjadi secara mau tak mau
- Leader : Menjadi inspirasi ; Manager : Menjadi motivasi
- Leader : Berhubungan dengan orang ; Manager : Berhubungan dengan sistem
- Leader : Pandangan jarak jauh ; Manager : Pandangan jarak pendek
- Leader : Menentukan Goal ; Manager : Mempersiapkan segalanya
- Leader : Bertanya apa dan kenapa ; Manager : Bertanya caranya dan kapan
- Leader : Menaruh mata pada masa depan ; Manager : Menaruh mata pada hasil akhir
- Berbagai definisi tentang leadership dapat diklasifikasikan berdasarkan: sikap/ pembawaan (traits) dan keahlian (skills), perilaku (behavior), kekuatan pengaruh (influence process), dan situasi.
Pendekatan trait merupakan salah satu metoda
yang paling dini (1930-1940) dalam studi mengenai leadership. Teori leadership
pada saat itu menganggap bahwa keberhasilan seorang pemimpin erat kaitannya
dengan kepribadian (personality), temperamen, motif, nilai (baik/buruk), dan
keahlian (skill) dari pribadi pemimpin tersebut. Keahlian (skill) terdiri dari
tiga kategori: “technical skill, interpersonal skill, and conceptual skill”.
Trait dan Skill yang membedakan Leader dari
Non-Leader Stogdill (1974)
|
Traits
|
Skills
|
|
Adaptable to situation
Alert to social environment
Ambitious, achievement oriented
Assertive and decisive
Cooperative and dependable
Dominant (power motivation)
Energetic (high activity level)
Persistent
Self-confident
Tolerant of stress
Willing to assume responsibility
|
Clever (intelligent)
Conceptually skilled
Creative
Diplomatic and tactful
Fluent in speaking
Knowledgeable about the work
Organized
Persuasive
Socially skilled
|
Namun pendekatan ini tidak berhasil
membuktikan adanya suatu trait yang menjamin keberhasilan seorang pemimpin.
Kegagalan tersebut disebabkan karena pendekatan tersebut tidak memperhatikan
adanya mediator antara trait dan kesuksesan.
- Leadership berdasarkan perilaku (Behavioral Approach)
Ketidak puasan para perneliti leadership
dengan konsep trait melahirkan pendekatan perilaku yang meneliti keterkaitan
antara keberhasilan leader dengan apa yang dilakukan oleh para leader dalam
melaksanakan pekerjaan mereka.
Pendekatan ini mulai popular dari tahun 1950 di University of Ohio dan
University of Michigan yang memperkenalkan tiga kategori perilaku untuk
membedakan leader yang efektif dan tidak efektif. Studi mengenai perilaku pada
awalnya terdiri dari dua jenis perilaku yaitu perilaku yang terkait dengan
hubungan manusia (consideration) dan perilaku yang terkait dengan pekerjaan
(intiating structure). Yukl (2001) mengembangkan perilaku leader menjadi tiga
kategori: task oriented, relation oriented, dan change oriented. Tabel berikut
memberikan contoh-contoh ketiga perilaku tersebut:
Tiga Jenis Perilaku Kepemimpinan
|
Orientasi pada pekerjaan
(Task oriented behavior)
|
Orientasi pada manusia
(Relationship behavior)
|
Orientasi pada partisipasi (Participative
leadership)
|
|
Planning
(objectives, priorities, strategies, resources allocation)
Clarifying
(assigning tasks; explaining job responsibilities, rules, and procedures;
communicating priorities; setting specific performance goals and deadlines;
giving instructions.
Monitoring
(getting information needed for evaluation)
|
Supporting
(consideration, acceptance, concerned others)
Developing
(coaching, mentoring, career counseling)
Recognizing
(praising, appreciating for subordinates’ achievement)
|
Interpreting
events
Envisioning new
possibilities
Encouraging
innovation
Encouraging
learning
Empowering
people
Experimenting
new approach
Building
coalition to get change
|
Seperti halnya pendekatan trait, kelemahan
studi leadership berdasarkan perilaku
juga memiliki kelemahan disebabkan kecenderungan untuk mencari jawaban
yang simple untuk suatu persoalan yang kompleks. Namun banyaknya periset yang mencoba
memperbaiki kelemahan-kelemahan studi sebelumnya menjadikan studi dengan
pendekatan perilaku ini masih popular sampai saat ini. Salah satu pengembangan
studi berdasarkan perilaku saat ini yang masih relevan dan banyak digunakan
sampai saat ini adalah studi mengenai “Transformational Leadership” yang
merupakan leadership yang berorientasi pada perubahan dan berbasis pada
pendekatan sistim terbuka. Tipe kepemimpinan transformasional ini akan dibahas
secara lebih rinci pada bagian lain dalam tulisan ini.
Pendekatan ini menitik beratkan pada proses
penggunaan pengaruh leader terhadap bawahannya. Studi dengan pendekatan ini
bertujuan untuk mencari hubungan antara efektifitas kepemimpinan dengan jumlah
dan jenis kekuatan (power) yang dimiliki oleh leader dan bagaimana leader
tersebut menggunakan kekuatan tersebut (influence tactic). Salah satu bentuk
kepemimpinan yang dapat dikategorikan dalam pendekatan ini adalah kepemimpinan
partisipatif (participative leadership). Kepemimpinan partisipatif menggunakan
power dalam bentuk urun kekuatan (power sharing) dan pendaya gunaan kekuatan
bawahan (empowerment).
Pendekatan situasional menitik beratkan
pentingnya kondisi lingkungan atau konteks (contextual factors) yang dapat
mempengaruhi proses leadership. Dalam hal ini faktor faktor seperti
karakteristik bawahan, lingkungan kerja, tipe organisasi, dan lingkungan luar
menjadi hal yang perlu diperhatikan. Beberapa teori yang terkait dengan
pendekatan ini adalah “contingency theories” dan “leadership substitutes”
Pendekatan Terpadu (Integrative Approach)
Saat ini para peneliti manajemen
dalam bidang leadership memadukan dua atau lebih variabel kepemimpinan diatas
dalam satu studi sebagai upaya untuk mendapatkan hasil studi yang lebih baik.
Salah satu contoh pendekatan terpadu ini adalah studi mengenai kepemimpinan
karismatik (charismatic leadership) dan kepemimpinan transformasional
(transformational leadership).
Pendekatan Konsep Leadership Berdasarkan Tingkat Analisis
Pendekatan lain dalam mempelajari leadership
adalah penelitian berdasarkan hubungan leader dan bawahannya dalam berbagai
tingkatan antara lain: proses interaksi pada tingkat antar individu, proses
interaksi dyadic, proses interaksi group, dan proses interaksi organisasi.
Sebagai gambaran, bebrapa teori yang popular adalah : “Leader-Member Exchange
(LMX)” yang masuk dalam kategori dyadic yang menekankan pada fakta bahwa
hubungan leader dengan setiap bawahannya tidak selalu sama eratnya tergantung
apakah mereka termasuk kedalam “grup saya” atau “in’group atau bukan grup saya
“out-group. Contoh lainnya adalah teori mengenai “team-leadership” yang
menekankan bahwa leadership tidak selalu harus berupa individu tapi juga bisa
dalam bentuk tim. Dalam tulisan ini kita tidak akan mendalami lebih rinci
mengenai pendekatan berdasarakan level analisis, tapi akan membahas lebih
mendalam salah satu teori yang terkait dengan tipe leadership yang dapat
menjadi alternatif untuk mengatasi dilemma sektor publik seperti telah
dijelaskan pada awal tulisan ini.
- Komponen-komponen yang menjadi pegangan seorang pemimpin dalam penggerakan anggota-anggota adalah sebagai berikut :
1.
Drive/dorongan,
akan menghasilkan inisiatif, dan menimbulkan energi yang tinggi dan hasrat
untuk berprestasi;
2.
Motivation/motivasi,
memiliki kekuatan dan hasrat untuk memimpin dan mendorong pelibatan anggota
dalam mewujudkan visi;
3.
Integrity/integritas/keutuhan/kejujuran,
menimbulkan kepercayaan yang penuh dalam bekerjasama dengan yang lain, dan
konsistensi dalam perkataan dan perbuatan;
4.
Self Confidence/percaya
diri, memperlihatkan nilai kepercayaan dalam melakukan transaksi dengan orang
lain;
5.
Knowledge/pengetahuan,
pemahaman yang penuh tentang organisasi.
- Untuk meningkatkan efektivitas dalam kepemimpinanya, pemimpin dapat menggunakan taktik/cara dalam pengaruh :
- Rational Persuasion (bujukan secara rasional), menggunakan argumen-argumen yang logis dan data-data faktual untuk membujuk orang-orang, dimana permintaan-permintaan yang diajukan dapat berjalan dan menghasilkan keluaran-keluaran yang diharapkan;
- Exchange Tactics (taktik pertukaran), permintaan/proposal yang diajukan berupa janji yang secara eksplisit atau implisit menyediakan hadiah pada orang-orang yang menjadi target.
- Legitimate Request (permintaan yang legitimate), basis dari permintaan dengan menggunakan fasilitas kewenangan atau aturan-aturan, dan disesuaikan dengan peraturan-peraturan organisasi, kebijakan, dan kegiatan-kegiatan yang dijalankan.
- Pressure Tactics (taktik tekanan), melalui perlakuan yang secara eksplisit atau implisit memuat ketentuan bahwa kesalahan yang terjadi memiliki konsekuensi-konsekuensi tertentu.
- Personal Eppeals (daya tarik personal), menggunakan sisi hati orang lain dan perkawanan secara personal berbagai basis dari permintaan-permintaan.
- Jelaskan perbedaan Manajer dan pemimpin ?
- Jelaskan tentang beberapa Model Pendekatan dalam melihat teori Kepemimpinan ?
- Leadership kunci dalam mengatur orang dalam mencapai tujuan. terdapat beberapa Komponen-yang menjadi pegangan seorang pemimpin dalam penggerakan anggota-anggota, Jelaskan komponen tersebut ?
- Untuk meningkatkan efektivitas dalam kepemimpinanya, pemimpin dapat menggunakan taktik/cara dalam pengaruh kepemimpinan, jelaskan taktik tersebut ?

Comments
Post a Comment